Rabu, 31 Maret 2010

hadist tentang materi pembelajaran

Mata pelajaran Al-Qur’an-Hadis di Madrasah Aliyah adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari Al-Qur’an-Hadis yang telah dipelajari oleh peserta didik di MTs/SMP. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian al-Qur’an dan al-Hadis terutama menyangkut dasar-dasar keilmuannya sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, serta memahami dan menerapkan tema-tema tentang manusia dan tanggung jawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam perspektif al-Qur’an dan al-Hadis sebagai persiapan untuk hidup bermasyarakat.

Secara substansial, mata pelajaran Al-Qur’an-Hadis diharapkan memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an-hadis sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.

Buku bahan ajar meski bukan satu-satunya penentu keberhasilan mengajar namun berperan penting sebagai sumber belajar baik bagi guru terlebih lagi bagi siswa. Buku ajar yang baik adalah buku ajar yang mampu merangsang semangat guru dan siswa untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta mampu memberikan modal awal yang berguna sebagai fondasi berpikir dan pengembangan pengayaan pengetahuan melalui sumber-sumber belajar lainnya. Selain itu buku yang baik juga harus mempertimbangkan kemudahan bahasa, cakupan materi dan keragaman daya nalar kritis di masing-masing madrasah.

Untuk memudahkan sistematika pembahasan dalam evaluasi buku materi ajar qur’an hadits ini penulis perlu mencantumkan beberapa hal yang akan dinilai yakni :

1. Aspek kelayakan isi, yang terdiri atas :
1. Kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD, berupa kelengkapan materi, keluasan materi dan kedalaman materi.
2. Akurasi materi berupa acuan sumber materi, penentuan pokok bahasan dan sub pokok bahasan, pencantuman contoh dan kasus, penempatan gambar, foto dan ilustrasi, penulisan ayat Al-Qur’an dan transliterasi serta acuan pustaka.
3. Relevansi materi dengan isu-isu terkini seperti gender, HAM, kerukunan antar umat beragama, iptek dan wawasan nasionalisme.
2. Aspek kelayakan penyajian, yang terdiri atas :
1. Kelengkapan penyajian yang terdiri atas bagian awal (sampul, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar/ilustrasi dan daftar lampiran), bagian inti (judul bab, uraian bab, ringkasan bab, latihan/contoh soal untuk bahan evaluasi dan penyertaan gambar/foto sebagai ilustrasi) dan bagian akhir (indeks, glosarium, daftar pustaka dan lampiran).
2. Pendukung peyajian yang terdiri atas kata pengantar, pendahuluan, rujukan/sumber dan identitas pada setiap ilustrasi, daftar indeks (subjek), glosarium, daftar pustaka dan rangkuman.
3. Penyajian pembelajaran yang terdiri atas keruntutan materi, kekoherensian, konsistenasi, keseimbangan/proporsionalitas materi, berpusat pada peserta didik, mendorong kemandirian dalam belajar, mendorong keingintahuan siswa dan memuat evaluasi kompetensi.
3. Aspek tambahan berupa kesesuaian dengan tema-tema pokok kandungan Al-Qur’an berupa tema besar seputar keimanan (aqidah), hukum Islam (syari’ah), etika moral (akhlaq), ritual keagamaan (ibadah) dan pergaulan (mu’amalah).

Mengingat begitu luasnya aspek penilaian yang menjadi tolak ukur evaluasi buku materi ajar tersebut dan ketidakmampuan penulis untuk menguraikan secara mendalam keseluruhan aspek tersebut lengkap dengan argumentasi dan contoh-contoh yang relevan maka dalam kesempatan kali ini penulis mencoba menyoroti beberapa hal yang dapat penulis amati dan evaluasi dengan bermodalkan pengetahuan dan pengalaman penulis yang masih sangat minim. Tentu saja pasti akan terdapat banyak kelemahan dan kekurangan di sana sini namun setidaknya kekurangan tersebut akan dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan (revisi) makalah ini di kesempatan mendatang.

Untuk aspek kelayakan isi, yang terdiri atas :

1. Bahwa uraian materi yang terdapat dalam buku kelas X dan Xi tersebut sudah sesuai dengan SK dan KD, dalam pengertian bahwa di tiap bab sudah mencantumkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan dicapai. Namun jika dihubungkan dengan Permenag terbaru yang memuat SKL, SK dan KD terbaru maka terlihat ada semacam ke’tidaknyambungan’ beberapa uraian SK KD yang ada di buku tersebut dengan Permenag No 2 tahun 2008 tersebut. Adapun yang menyangkut kelengkapan materi berupa keluasan materi dan kedalaman materi dinilai cukup bagus atau cukup memadai setidaknya dapat memberikan informasi/modal awal bagi guru dan siswa untuk dikembangkan berikutnya. Jumlah halaman buku yang masing-masing hanya 136 halaman untuk kelas X dan 122 halaman untuk kelas XI menjadi pemaklum akan keterbatasan uraian materi dari segi keluasan dan kedalaman. Namun untuk level madrasah yang tingkat penalaran dan daya kritis nya masih tergolong biasa, buku ini cukup membantu memberikan pemahaman singkat dan straight to the point.
2. Adapun tentang akurasi materi berupa acuan sumber materi di tiap-tiap bab dan sub bab memang tidak dicantumkan secara khusus, dalam pengertian buku ini tidak mencantumkan semacam footnote atau setidaknya sumber bacaan di bagian penutup bab. Padahal penyebutan sumber bacaan yang relevan akan membantu guru dan siswa untuk mencari informasi tambahan sebagai bahan pengayaan wawasan. Adapun penentuan pokok bahasan dan sub pokok bahasan sudah cukup bagus dan akurat, setidaknya dari sudut sistematika uraian materi sudah cukup sinkron antara pembahasan bab utama dengan sub pokok bahasannya.

Adapun pencantuman contoh dan kasus hanya sebatas pada pokok bahasan tertentu saja seperti pada halaman 47-50 pada buku kelas X yang membicarakan soal pokok-pokok isi Al-Qur’an yakni tentang masalah-masalah dasar sains. Di salah satu sub pokok bahasan dicantumkan beberapa penjelasan singkat mengenai contoh perkembangan terkini dunia sains dan kesesuaian ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang hal itu 14 abad silam.

Adapun soal penempatan gambar, foto dan ilustrasi dinilai sudah cukup bagus dan tepat meski gambar, foto dan ilustrasi tidak berwarna namun setidaknya mampu memberikan informasi awal untuk dapat dikembangkan nantinya. Meski penyusun bukunya sendiri tidak memberikan penjelasan apapun mengenai gambar, foto dan ilustrasi yang ditampilkan dalam bukunya tersebut.

Penulisan ayat Al-Qur’an dan transliterasi serta acuan pustaka, dinilai cukup bagus dan sesuai dengan ketentuan. Ayat Al-Qur’an dapat dibaca dengan baik, menggunakan format huruf standar Depag dan diberi warna yang berbeda dengan teks latin. Pedoman transliterasi dicantumkan di bagian awal buku dan nampaknya digunakan secara konsisten untuk beberapa istilah arab. Acuan pustaka yang digunakan oleh pengarang campuran antara kitab berbahasa arab (kitab kuning) dan buku keagamaan kontemporer.

Adapun persoalan relevansi materi dengan isu-isu terkini seperti gender, HAM, kerukunan antar umat beragama, iptek dan wawasan nasionalisme, masih belum bisa penulis sajikan hasil review nya mengingat keterbatasan pengetahuan penulis dalam bidang ini dan keterbatasan waktu yang tersedia.

Jenis-Jenis Materi Pembelajaran

Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut:


1. Fakta yaitu segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh dalam materi qur’an hadits tingkat MA kelas X semester I: Peristiwa sekitar turunnya Al-Qur’an pada 17 ramadhan.
2. Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti/isi dan sebagainya. Contoh dalam materi qur’an hadits tingkat MA kelas X semester I: pengertian Al-Qur’an, perbedaannya dengan hadits qudsi, pengetian wahyu dan ilham dsb.
3. Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh dalam materi qur’an hadits kelas XI semester I: tentang kemurnian dan kesempurnaan Al-Qur’an, kemudian tentang barangsiapa bersyukur akan nikmat Allah maka rezeki tersebut akan ditambah, dsb.
4. Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh dalam materi pembelajaran qur’an hadits kelas X semester I tentang langkah-langkah mencari ayat dalam Al-Qur’an menggunakan kitab Fathur Rahman dan Mu’jam Mufharasil Qur’an.
5. Sikap atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar dan bekerja, dsb. Contoh, dalam materi qur’an hadits tingkat MA kelas X semester II: pentingnya memiliki pola hidup sederhana, larangan bersifat kikir, pentingnya beriman dan beramal shaleh dsb.

Minggu, 28 Maret 2010